Da Vincis Mystery
Da Vincis Mystery – Debaran jantungku masih terasa kencang, bahkan setelah berjam-jam berlalu. Kejadian di museum itu… ah, sulit dipercaya. Semua berawal dari rasa penasaran akutku terhadap sosok Leonardo da Vinci. Bukan cuma Mona Lisa atau Last Supper yang bikin aku terpesona, tapi aura misteri yang menyelimuti setiap karyanya. Makanya, ketika ada pameran khusus “Da Vincis Mystery” di Florence, tanpa pikir panjang aku langsung terbang ke sana.
Aku ini memang tipe orang yang suka banget mengulik sejarah. Bukan cuma baca buku teks yang kering kerontang, tapi bener-bener mendalami, merasakan, bahkan mencoba memecahkan teka-teki di baliknya. Dan da Vinci, menurutku, adalah teka-teki terbesar sepanjang masa. Aku yakin, setiap lukisannya menyimpan kode-kode rahasia yang menunggu untuk dipecahkan. Mungkin terdengar berlebihan, ya? Tapi itulah yang aku rasakan.
Di pameran itu, aku terpaku di depan sebuah sketsa yang nggak terlalu terkenal. Judulnya “Allegory of Vigilance”. Sketsa itu menggambarkan sosok wanita dengan obor menyala di satu tangan, dan jam pasir di tangan lainnya. Entah kenapa, mataku terpaku pada detail jam pasir itu. Ada semacam pola aneh yang terukir di bingkainya. Aku coba perhatikan baik-baik, dan voila! Pola itu ternyata adalah rangkaian angka yang nggak beraturan.
Insting detektifku langsung bergejolak. Angka-angka ini pasti punya arti! Aku coba catat di notes kecilku. 17, 3, 22, 8, 11, 5. Nggak ada ide sama sekali. Tapi aku nggak menyerah. Malam itu, di kamar hotel, aku begadang sambil mencoba memecahkan kode itu. Aku coba berbagai macam cara. Dari substitusi huruf, kode Caesar, sampai metode numerologi kuno. Hasilnya? Nihil. Frustrasi banget, deh! Udah kayak lagi main game dengan RTP rendah, modal udah banyak keluar, tapi nggak dapet apa-apa.
Sempat kepikiran buat nyerah, tapi ada sesuatu dalam diriku yang menolak. Aku yakin, da Vinci nggak mungkin sembarangan menaruh angka-angka itu di sana. Pasti ada alasan yang sangat penting. Akhirnya, aku memutuskan untuk istirahat sejenak. Aku keluar hotel, jalan-jalan di sekitar kota Florence sambil menikmati gelato. Sambil makan gelato rasa pistachio, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Dulu, waktu kecil, aku pernah baca buku tentang sandi rahasia yang digunakan para seniman Renaissance. Salah satu metodenya adalah menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mewakili huruf atau angka.
Aku langsung balik ke hotel, buka laptop, dan mulai browsing tentang simbol-simbol Renaissance. Setelah beberapa jam mencari, akhirnya aku menemukan sebuah dokumen kuno yang menjelaskan tentang simbol-simbol yang sering digunakan da Vinci dalam karyanya. Dan betapa terkejutnya aku, salah satu simbol yang ada di dokumen itu ternyata cocok dengan salah satu angka di sketsa “Allegory of Vigilance”! Angka 3, ternyata, melambangkan huruf “C”.
Dari situ, aku mulai mencoba mengaplikasikan simbol-simbol lain yang aku temukan ke angka-angka yang ada di sketsa. Pelan tapi pasti, kode itu mulai terbuka. 17 = V, 3 = C, 22 = T, 8 = O, 11 = R, 5 = I. VICTORI. Kemenangan!
Ternyata, di balik sketsa yang tampak biasa saja, da Vinci menyembunyikan pesan tentang kemenangan. Tapi kemenangan apa? Itulah pertanyaan selanjutnya yang muncul di benakku. Aku coba hubungkan kata “VICTORI” dengan simbol obor dan jam pasir yang ada di sketsa. Obor melambangkan pengetahuan, dan jam pasir melambangkan waktu. Apakah da Vinci ingin mengatakan bahwa kemenangan hanya bisa diraih dengan pengetahuan dan waktu? Atau ada makna yang lebih dalam lagi?
Aku terus berpikir dan berpikir. Sampai akhirnya, aku teringat sebuah legenda tentang da Vinci. Konon, ia adalah seorang alkemis yang sangat hebat. Ia percaya bahwa dengan pengetahuan dan waktu, manusia bisa mengubah apapun, bahkan mengubah timah menjadi emas. Aku jadi berpikir, mungkin saja “VICTORI” yang dimaksud da Vinci adalah kemenangan atas keterbatasan diri sendiri. Kemenangan atas ketidaktahuan. Kemenangan atas waktu.
Malam itu, aku tidur dengan perasaan lega sekaligus penasaran. Aku berhasil memecahkan salah satu “Da Vincis Mystery”, tapi aku yakin masih banyak misteri lain yang menanti untuk diungkap. Dan aku nggak akan berhenti sampai aku menemukan semuanya. Mungkin terdengar gila, ya? Tapi itulah aku. Seorang pemburu misteri yang nggak akan pernah menyerah.
Aku jadi bertanya-tanya, apa sih yang bikin da Vinci begitu terobsesi dengan simbol dan kode rahasia? Apakah dia ingin menyampaikan pesan kepada generasi mendatang? Atau hanya sekadar ingin menguji kecerdasan kita? Entahlah. Yang jelas, petualanganku dengan “Da Vincis Mystery” baru saja dimulai. Dan aku nggak sabar untuk melihat apa yang akan aku temukan selanjutnya. Kalian punya teori tentang “Da Vincis Mystery”? Coba deh bagi di komentar! Siapa tahu, kita bisa pecahkan bersama!